Banyak
suara mengatakan, “Ngapain jauh membela Palestina, di sini saja banyak yang
perlu di bantu.”
Sebentar lagi hajatan akbar umat Islam di tanah suci dengan peribadahan yang sangat
suci usai ditunaikan. Ibadah haji yang mampu mengundang tiga juta umat Islam
berkecukupan itu terlaksana dengan baik. Mereka dapat bersatu dengan satu
warna, satu acara, satu gerakan dan satu tujuan mengabdi kepada Allah dan
menjunjung kalimat Allah. Begitu pula ekpresi keimanan menapaktilasi jejak Nabi
Ibrahim dan putranya Ismail yang dengan patuh melaksanakan perintah berkurban
nyawa. Kaum Muslimin seduniapun melakukannya dengan antusiasme sangat baik.
Di
tiga belahan dunia, Asia, Eropa, Amerika dan Australia, mereka menumpahkan
darah hewan kurban dengan gembira. Namun selang sekejap sebelum bau anyir darah
hewan kurban itu hilang, sebelum semua jamaah haji sampai ke rumah
masing-masing, musuh Allah agresor Israel mungkin telah kembali membantai sadis Ratusan lebih kaum Muslimin,
melukai ribuan lainya, meluluh lantakkan ribuan rumah, sarana publik yang tak
terhitung dan selalu akan bertambah di Gaza Palestina. Bau anyir darah hewan
kurban akan berganti dengan anyir darah kaum Muslimin. Anehnya seperti pembantaian di depan
mata 1,3 milyar kaum Muslimin (versi Vatikan per 31 Maret 2008, mengungguli
umat Katholik dunia) bisa berlangsung dengan “aman dan lancar” tanpa kendala
yang berarti. PBB seolah menjadi “Persatuan Budak-Budak” (Israel dan
sekutunya), dewan keamanannya kehilangan rasa aman dan akal sehat manusia
sedunia harus ditukar dengan logika bejat tiga dajjal dunia Olmert, Obama yang menganggap penjajah sebagai kurban, sementara pembela tanah air
sebagai teroris tak berprikemanusiaan.
Ada apa dengan kaum Muslimin dunia? Sebagian banyak masih dapat tertawa 15 jam dalam sehari, prihatin sebentar saat menyaksikan berita, lalu tertawa lagi tanpa merasa perlu berbuat apa-apa. Di kala Israel memborbardir dengan bom melalui pesawat udara, kaum Muslim baru bisa berunjuk rasa dan “membombardir” udara dengan kata-kata.
Lebih
minim lagi tak sedikit kaum Muslim yang seolah tak terpanggil jiwa dan hatinya
di saat banyak saudara mereka dianiaya. “Ngapain mikir yang jauh di sana, wong
di sini saja banyak yang menderita, ” begitu argumen sering kita dengar. Ada
pula di saat ribuan darah kaum Muslim “dibantai” masih sempat mengeluarkan
larangan berdemo membela Palestina.
Pertanyaannya,
kenapa sikap mayoritas ompong itu bisa terjadi? Dua hal yang pasti adalah lemahnya
iman dan minimnya pengetahuan tentang fikih dalam pembela agama, negara dan
pengikutnya.
Di
bawah ini sedikitnya sepuluh alasan syar’i, kenapa kaum Muslim harus membela
saudara-saudara Muslim yang ada di Palestina :
1.
Kaum Muslimin sedunia adalah saudara seiman.
Allah
berfirman:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman tak lain adalah saudara”.(QS.
Al-Hujurat:10) . Sudah tentu dengan firmannya itu Allah Maha Tahu bahwa orang
mukmin di dunia ini tidaklah terkategori dalam tiga penjuru persaudaraan nasab
dekat yaitu ke atas (ayah/ibu dst), sederajat (kakak/adik) , ke bawah (anak,
cucu dst) barangkalai mereka baru ketemu nasab di umatnya nabi Nuh yang
selamat. Walaupun begitu Ia menyatakan bahwa mereka adalah saudara yaitu
saudara seiman. Rasulullah menegaskan dengan sabdanya: “Setiap Muslim adalah
saudara bagi Muslim lainnya” (HR. Bukhari no: 2262 dan Muslim no: 4650). Dan
tak satupun ulama yang berpendapat bahwa persaudaraan tersebut adalah
persaudaraan nasab bukan iman.Bila demikian, maka poin ke dua di bawah ini
adalah hak saudara yang harus ditunaikan saudara yang lain.
2.
Membebaskan saudara dari sasaran kedzaliman adalah wajib, bahkan dari berbuat
kedzaliman.
Sedangkan
membiarkannya berarti terancam laknat Allah Yang menjadi dasar dari kewajiban
ini adalah terusan hadis di atas, dimana selengkapnya Nabi bersabda: “Setiap
Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak berbuat dzalim kepadanya
juga tidak membiarkannya tersakiti/terdzalim i”. Dasar lain yang cukup populer
adalah sabda Rasul : “Tolonglah saudaramu dalam kondisi dzalim maupun
didzalimi” (HR. Bukhari no:2263) Dalam shahih Muslim diterangkan tentang maksud
hadis tersebut, di mana Nabi bersabda: “Jika dia berbuat dzalim, maka kau cegah
dia dari kedzalimannya itu, itulah yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia
didzalimi maka wajib pula bagi yang lain untuk menolongnya terbebas dari
kedzaliman itu” (HR. Muslim , no:4681). XII,463.
Saudara
kita kaum Muslimin di Gaza Palestina adalah korban kedzaliman yang sangat keji
sepanjang sejarah dunia modern nan “beradab” ini. Maka dari itu tak ada alasan
bagi kaum Muslimin dunia untuk tidak membela mereka semaksimal mungkin. Bila
tidak, Ibnu Abbas telah meriwayatkan dari Rasulullah sebuah hadis qudsi dimana
Allah befirman: “Demi keperkasaanku dan keagunganku, sungguh aku akan membalas
orang dzalim di dunia maupun akhirat dan sungguh aku juga akan membalas dendam
orang yang menyaksikan orang yang terdzalimi sementara ia mampu menolongnya
kemudian ia tidak membelanya” (HR. Thabrani dan Hakim)
3.
Jihad fisik adalah fardhu kifayah saat cukup dengan sebagian, bila tidak adalah
fardhu ain.
Pada
saat ini sungguh nyata bahwa bila kaum Muslimin di Gaza dibiarkan bertumpu pada
kekuatan dan potensi sendiri, jelas tidak seimbang dari berbagai sisi,
personil, senjata maupun logistik. Israel Defence Forces (IDF, angkatan
bersenjata Israel) memiliki 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga
mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur
berkecepatan supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam,
rudal, peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan).
Sebaliknya,
Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet,
atau helikopter patroli satu pun. Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin,
modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius
500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa
meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung
komando Israel.
Kurang lengkapkah penderitaan dan keprihatinan kondisi saudara kita di sana untuk mengubah hukum fardhu kifayah menjadi fardhu ‘ain? Jelas berlebih. Maka fardhu ‘ain bagi setiap Muslim untuk berjihad untuk membantu saudaranya itu sesuai kemampuan maksimal masing-masing. Bagi yang mempunyai potensi fisik, sarana dan skill, maka selama memungkinkan- wajib bergabung dengan saudaranya di Gaza. Yang lain wajib saling melengkapi, antara yang berkemampuan secara fisik maupun perbekalan/biaya. (Lihat: Ibn Hajar, Fath al-Bari :IV, 431, Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim : VI, 335, Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, II,621)
4.
Mengenyahkan kemungkaran adalah wajib.
Segala
tindakan yang berseberangan dengan syariat adalah kemungkaran. Dan untuk itu
Rasulullah bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka
ubahlah dengan tangan/kekuasaannya , jika tidak mampu maka dengan lisannya dan
bila tidak bisa maka dengan hatinya dan yang demikian adalah (indikasi)
selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim no:70)
Itulah
perintah Nabi untuk menyikapi kemungkaran secara umum, sedangkan yang terjadi
di Gaza tak sekedar kemungkaran biasa, tetapi adalah kekejian (fahisyah) alias
kemungkaran tingkat tinggi. Maka dari itu mengenyahkannya adalah wajib.
5.
Orang mukmin harus membantu tetangganya yang membutuhkan.
Dalam
rangka solidaritas kepada tetangga untuk urusan perut Rasulullah bersabda:
“Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam kondisi kenyang
sementara tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya” (HR. Thabrani dan Hakim).
Bagaimana dengan urusan nyawa? Masih adakah sisa keimanan bila seorang Muslim
sengaja tidak berjibaku untuk membantu?
6.
Israel adalah perampok wilayah kaum Muslimin Palestina secara nyata tanpa
diragukan sedikitpun.
Terlalu
banyak catatan sejarah pencaplokan Israel terhadap tanah Palestina sejak 1946
hingga 2012.
7.
Israel memproses pengambilalihan dan penghancuran Masjid al-Aqsa, warisan
Islam.
Masjid Al-Aqsa (Arab: masjid terjauh) adalah salah satu
bangunan yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem
(Yerusalem Timur) atau dikenal Al-Haram asy-Syarif.
Nabi
Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari lokasi ini pada tahun 621
Masehi, menjadikan masjid ini sebagai tempat suci di Islam (lihat Isra’
Mi’raj.)
Masjid
Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat shalat
umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka’bah di dalam Masjidil Haram.
Umat Muslim berkiblat ke Baitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam
di Mekkah (13 tahun) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu
kiblat shalat dipindah ke Ka’bah (di Masjidil Haram, Mekkah) hingga sekarang.
Masjid
yang direnovasi oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah
(Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H ini akhirnya disepakati menjadi warisan
suci kaum Muslim sedunia. Karena itulah, tatkala kaum Yahudi berusaha
membakarnya tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi
Konferensi Islam (OKI), saat ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut
juga menyebabkan sebuah mimbar kuno yang bernama “Shalahuddin Al-Ayyubi”
terbakar habis.
8.
Israel telah Membunuh Banyak Nyawa Kaum Muslim dan Warga Palestina lain.
Dalam
sejarahnya pendirian Negara Israel (14 Mei 1948), kaum Yahudi ini tak pernah
kering dari genangan darah dan air mata warga Palestina.
9
April 1948, Menachem Begin memimpin pasukan Irgon Israel menyerang desa Der
Yasin dan melakukan pembantaian warga desa di sana. Dalam aksi ini,
Zionis-Israel membantai lebih 254 orang Palestina laki-laki, wanita dan
anak-anak (dalam sebagian riwayat disebutkan jumlahnya lebih 360 orang dari
jumlah total penduduk desa 600 jiwa) secara keji dan biadab.
Sebagian
besar jasad korban dibuang ke dalam sumur-sumur yang ada. Bergabung dalam
pembantaian itu, dua geng “teroris” Yahudi, Shtern yang dipimpin oleh Yizhak
Samer yang mewarisi Menachem Begin menjadi PM Israel di awal tahun 80 an dan
kelompok “teroris” Yahudi, Hagana dengan pimpinan David Ben Gorion. Geng-geng
Yahudi tersebut dibentuk dengan nama “pertahanan Israel”.
Menachem
Begin, yang kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri Zionis Israel 1977 -1983
bahkan diberi hadiah Nobel perdamaian. Ia sempat mengungkapkan kebanggaannya
dengan pembantaian ini, serta menganggapnya sebagai alasan penting dalam
pendirian negera Yahudi dan pengusiran Arab (Palestina).
Begin
mengatakan, “Orang-orang Arab mengalami goncangan dahsyat tanpa batas setelah
berita (pembantaian) Der Yasin. Mereka mulai melarikan diri guna menyelamatkan
nyawa-nyawanya , dari 700 ribu jumlah orang Arab yang tinggal di Israel
sekarang tidak tersisa kecuali 165 ribu saja” “apa yang terjadi di Der Yasin
dan apa yang diberitakan tentangnya telah membantu pelempangan jalan kita untuk
menggapai kemenangan di dalam pertempuran sengit di arena perang. Legenda Der
Yasin telah membantu kita secara khusus menyelamatkan perang Haifa”
“pembantaian Der Yasin memiliki dampak dan pengaruh luar biasa dalam jiwa
orang-orang Arab (Palestina) yang menyamai 6 kebahagian serdadu-serdadu.
Kasus
pembantaian seperti di Der Yasin terjadi berulang-ulang di desa-desa Arab
(Palestina) lainnya saat terjadi perang tahun 1948. Kasus serupa terjadi di
Thantura, Nashiruddin, Bet Daras dan yang lainnya. Seorang sejarawan Israel
yang juga seorang peneliti dalam militer Israel kala itu, Aryeh Yeshavi telah
mengakui hal itu dengan mengatakan, “Jika kita total fakta-fakta dan realita
kita mengetahui bahwa pembantaian Der Yasin terjadi terlalu jauh dari tabiat
yang semestinya guna menduduki desa Arab, terjadi pernghancuran terbanyak
jumlah rumah di dalamnya. Dalam aksi-aksi ini telah dibunuh banyak sekali
wanita, anak-anak dan orang tua.”
6
Februari 2001, Tatkala Ariel Sharon menjadi Perdana Menteri, menggantikan Ehud
Barak, Mantan Menteri Pertahanan Israel tahun 1982 itu, membantai 2.000 lebih
pengungsi Palestina di Sabra dan Satila.
5
Maret 2002, pusat Rehabilitasi Tuna Netra al-Nur, yang didirikan dan dijalankan
oleh PBB dan satu-satunya sekolah untuk anak tuna netra di Gaza, dibom. Menteri
Pendidikan Palestina mengungkap bahwa 435 anak-anak tertembak mati antara
September 2000 dan Maret 2002, 150 di antaranya anak-anak usia sekolah, dan
2402 anak-anak terluka.
Tahun
2006, Sharon juga terlibat mengerahkan 90.000 tentara Israel ke Libanon, yang
didukung 1.200 truk, 1.300 tank, dan 634 pesawat tempur dengan peralatan
canggih. Dalam tempo satu pekan, sebanyak 200.000 penduduk Libanon kehilangan
tempat tinggal, 20.000 orang mengalami luka-luka, dan ribuan terbunuh.
9.
Israel Pelangggar Perjanjian dan Konvensi Paling Utama.
Entah
ada berapa kali perjanjian damai antara Israel dan Palestina selalu dikhianati
Israel. Semua rancangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat
(AS) semua berantakan gara-gara ulah Israel yang selalu mengabaikan resolusi
apapun. Israel tetap melakukan pelanggaran dan senantiasa meneruskan membunuh
dan pengusiran warga Palestina demi perluasan wilayah.
Yang
tidak banyak orang tahu, jumlah resolusi yang diabaikan oleh Israel telah
mencapai 69 buah. Bayangkan seandainya satu Negara Islam mengabaikan 1 resolusi
PBB, apa yang akan dilakukan oleh Amerika?
10.
Israel Sumber Agresor & Kerusakan.
Israel
berada di belakang Amerika dan Uni Eropa dalam menolak kemanangan Hamas setelah
memenangkan Pemilu secara demokratis bulan Januari tahun 2006. Bersama Amerika
pula, Israel memasukkan Harakah Muqowamah Al-Islamiyah (Hamas) sebagai
kelompok-kelompok “teroris”. Israel juga berada dibalik pelarangan setiap
bentuk dialog dengan Hamas, meski kelompok ini menang Pemilu, sebagaimana
diinginkan dunia Barat dan Eropa.
Sikap
Amerika dan negara-negara Eropa dan Israel yang menolak Hamas menunjukkan
betapa perdamaian dan demokrasi yang seringkali dielu-elukan Barat selama ini
hanyalah sekedar slogan, tidak lebih. Mereka menggembar-gemborka n
perdamaiandan demokrasi tetapi mereka menghianatinya sendiri. Kasus serupa juga
terhadi di Aljazair tahun 1991 dan Somalia, ketika Islam memenangkan suara.
Al-Quran
sangat jelas menyebut karakter “aggressor” dan ulah pembuat kerusakan ini.
Sebagaimana firman Allah, “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam
Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali,
dan pasti kamu akan meyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar