Akhir-akhir
 ini terjadi keprihatinan yang mendalam di bumi Palestina. Beribu orang 
tewas akibat serangan Israel ke jalur Gaza yang dimulai tanggal 27 
Desember 2008. Dunia pun bergejolak. Beberapa negara dengan keras 
menentang Israel bahkan dengan memutuskan hubungan diplomatiknya. Unjuk 
rasa menentang serangan Israel pun terjadi di mana-mana termasuk di 
Indonesia. Namun, perang masih mungkin meletus hingga beberapa tahun 
mendatang.
Palestina
 memang memiliki sejarah yang pelik. Israel, yang merupakan bangsa 
Yahudi, mendirikan negaranya di atas tanah Palestina. Hal ini 
menyebabkan situasi berkembang hingga keadaan sekarang. Untuk lebih 
memahami konflik ini, maka saya berusaha merangkum sejarah Palestina 
dari awal hingga terjadinya konflik.

Wilayah Palestina-Israel (swaramuslim.com)
Tulisan ini dirangkum dari beberapa sumber yaitu:
- Makalah Umar Asasudin, M.A. yang berjudul “Peranan Cendekiawan dalam Perjuangan Kemerdekaan Palestina: Pendekatan Sejarah”
 - Pidato Ikhrimah Shabri (Imam Masjid Al-Aqhsa Palestina pada tahun 1992) yang berjudul “Palestina: Sejarah Perjuangan, Intifada, dan Agresi Israel terhadap Masjidil Aqsha”.
 - Makalah Dr. Roeslan Abdoelgani yang berjudul “Solidaritas Indonesia terhadap Palestina: Suatu Tinjauan Historis”
 
Ketiganya terdapat dalam buku “Palestina: Solidaritas Islam dan Tata 
Politik Dunia Baru”, dengan editor : M Riza Sihbudi & Achmad Hadi, 
cetakan Pustaka Hidayah tahun 1992. Buku ini berintikan makalah dalam 
seminar “Pekan Persahabatan Indonesia Palestina” 13-18 Januari 1992 di 
Yogyakarta.
Kejadian setelah tahun 1992 dirangkum dari:
- “Tabel Sejarah Timur Tengah” dalam blog “Kajian Timur Tengah” oleh Dina Y. Sulaeman
 - “Sejarah Berdirinya Negara Israel” oleh Panji Prabowo (Kepala GAMAIS ITB 2008-2009) dalam blognya
 - Berita-berita dalam kompas.com tentang perang Israel Palestina.
 
Selamat membaca!
***
Wilayah Palestina pada mulanya ditinggali oleh beberapa bangsa, yaitu 
bangsa Ammonit dan Philistine. Lalu, sekitar tahun 1000 SM, Palestina 
ditaklukan oleh Raja Thalut dan Daud a.s. Daud a.s. dan keturunannya, 
yang merupakan bangsa yahudi, akhirnya menjadi raja di sana dan 
Palestina menjadi tanah air bangsa yahudi dari 1000 SM – 135 M. 
Palestina sendiri sempat dikuasai oleh Kerajaan Persia, Babilonia, 
Mesir, dan kerajaan-kerjaaan lain secara bergantian dalam rentang waktu 
tersebut.
Wilayah Palestina Dikuasai Kerajaan Romawi
Sekitar tahun 100 SM muncullah kekuatan Roma dan pada tahun 63 SM, Roma,
 di bawah pemerintahan Raja Pompey, menaklukan kerajaan yang menguasai 
Palestina. Tahun 66 M, timbul pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa 
Yahudi. Perang terjadi dan pemberontak kalah dan akhirnya pada tahun 70 
M, Jerussalem jatuh sepenuhnya ke tangan Roma.

Raja Pompey dari Romawi (www.usu.edu)
Pada saat itu, biasanya Roma tidak melakukan penekanan tetapi 
memperlakukan daerah jajahannya dengan lembut untuk mempersatukan warga 
negeranya dengan bangsa jajahannya. Namun, di dalam kasus bangsa Yahudi,
 cara ini tidaklah berhasil. Seringkali timbul huru-hara dari bangsa 
Yahudi. Hal ini menyebabkan akhirnya Roma berlaku keras kepada bangsa 
Yahudi dan mengeluarkan dekrit yang mematikan nasionalismen bangsa 
Yahudi dengan cara melarang berbagai peribadatan mereka.
Pada akhirnya dekrit ini membuat sebuah pemberontakan besar dari 200.000
 orang Yahudi yang dipimpin oleh Barcocheba di Jerussalem. Raja Hadrian 
yang saat itu memimpin Roma mengirimkan Julius Sevenus dan tentara yang 
jumlahnya besar untuk memadamkan pemberontakan dan menaklukan 
Jerussalem. Pada saat itu, bangsa Yahudi kalah dan dikeluarkan peraturan
 mereka dilarang masuk ke kota apapun alasannya. Jerussalem dijadikan 
koloni Roma dan tempat peribadatan Yahudi, haikal Yahudi, diganti dengan
 candi lambang supremasi Roma, candi Yupiter. Mulai saat itu bangsa 
Yahudi tersebar ke luar Palestina. Namun, ada sebagian kecil yang tetap 
bertahan di sana.
Setelah masa itu, pengaruh agama Kristen masuk ke Roma, sehingga 
menumbuhkan penyebaran agama Kristen di Palestina. Agama Kristen tumbuh 
di daerah tersebut. Lalu, pada pembagian kerajaan Roma tahun 395, 
Palestina berada dalam kekuasaan Kerajaan Bizantium, yang disebut juga 
kerajaan Romawi Timur. Pada saat itu Palestina menjadi daerah yang 
makmur, menjadi pusat perkembangan jemaah haji (beribadah mengunjungi 
tempat-tempat suci yang dilakukan oleh penganut Kristen,Yahudi,dll.). 
Namun sesekali muncul penyiksaan kepada bangsa Yahudi oleh bangsa yang 
menguasai.
Tahun 611 M, Chosroes II, raja Kerajaan Sasan dari Persia,  menyerang 
daerah itu. Diikuti oleh bangsa Yahudi yang ingin membalas dendam. 
Yerussalem direbut. Gereja Holy Sepulchre dihancurkan dengan tanah dan 
hartanya dibawa. Gereja lain bernasib sama dan uskupnya ditahan.
Tahun 628 M, Raja Heralcus dari Bizantium menaklukan kembali teritorial 
tersebut. Namun kemenangan ini bersifat sementara karena munculnya 
kekuatan Islam yang melemahkan Kerajaan Bizantium tersebut.
Palestina Dikuasai Islam
Islam muncul tahun 610 M di bawah kepemimpinan Muhammad saw. Di selang 
tahun 610-632 M, suku-suku di daerah Arab berhasi l dipersatukan di 
bawah kepemimpinannya yang asalnya saling bermusuhan. Kerajaan Islam 
(Kekhalifahan Islam) setelah Muhammad saw meninggal di bawah pemimpin 
Abu Bakar (632-634 M) berusaha merebut daerah Palestina dari tangan 
Bizantium. Namun, usaha tersebut tidak berhasil dan akhirnya baru 
berhasil ketika Kekhalifahan Islam dipimpin oleh Umar ra. Pada tahun 
636, Bizantium jatuh.
Di bawah kepemimpinan Umar ra. terjadi perjanjian damai di Jerussalem 
antara pemerintahan Umar dengan umat Kristen yang dipimpin oleh Uskup 
Sophronius. Umar sendiri sempat mengunjungi The Holy Rock (tempat ibadah
 Daud as. dan tempat Haikal Yahudi) dan tempat itu menjadi Masjid Umar. 
Muncullah pengaruh Islam di Jerussalem.
Perselisihan yang terjadi di antara kepemimpinan umat Islam setelah 
zaman Muhamamad saw dan Khulafaurrasyidin (4 sahabat Nabi Muhamamad saw 
yang memimpin setelah nabi wafat) menyebabkan munculnya berbagai dinasti
 yang berganti memimpin Islam dari Dinasti Muawiyah sampai dengan 
Dinasti Abbassiah. Pada tahun 685-705, khalifah Abdul Malik dari Dinasti
 Abbasiah memperindah tempat suci Jerussalem dengan membangun Kubah 
Al-Sakhrah, atau Dome of the Rock. Pada tahun 929, terjadi pemberontakan
 kaum Qaramithah yang merampas Mekkah. Hal ini menyebabkan banyaknya 
eksodus bangsa Arab ke Jerussalem. Pada tahun 1969, Mesir, diduduki 
dinasti Fathimah yang menyatakan kemerdekaannya dari Dinasti Abbassiyah.
 Terjadi pertikaian antara kedua dinasti tersebut sampai dengan 1072 dan
 akhirnya Palestina dikuasai oleh Dinasti Fathimiah. Gereja Holy 
Sepulchre hancur saat serangan Dinasti Fathimiah ke Dinasti Abbasiyah.

Dome of the Rock (history.boisestate.edu)
Pada masa Perang Salib dan setelahnya (1099-1900)
Pada tahun 1099, datang serangan suku Frank dari Eropa yang membawa ke 
daerah Yerussalem yang membawa 40.000 tentara untuk menguasai 
Jerussalem. Jerussalem takluk dan akhirnya berdirilah kerajaan Latin di 
Jerussalem. Perang ini disebut Perang Salib I. Palestina dikuasai oleh 
suku Frank yang beragama Kristen. Adanya Perang Salib II yang 
berlangsung tahun 1147-1187 menyebabkan Palestina kembali berada di 
tangan Kerajaan Islam. Perang Salib berlangsung beberapa kali namun 
akhirnya berbuntut kepada perjanjian damai.
Pada tahun 1258, muncul serangan dari suku Tartar di bawah pimpinan 
Hulagu yang berasal dari Asia Tengah (Mongol). Serangan ini sempat 
menakukan Baghdad, Damaskus, dan Suriah. Namun, datangnya tentara dari 
Mesir menyebabkan mereka kalah dan akhirnya daerah itu dikuasai oleh 
Mesir.
Wilayah Dikuasai Turki (1516-1900)
Pada 1516, Turki menaklukan Mesir yang menyebabkan daerah itu ditaklukan
 Turki. Turki menjadikan daerah Palestina sebagai salah satu provinsi 
dan gubernur dikirim dari Konstatinopel. Turki menguasai Palestina 
selama 4 abad.  Mulai 1840, Turki membuka Palestina demi kepentingan 
ekonominya. Akhirnya muncul pelabuhan-pelabuhan dan konsulat-konsulat 
Eropa. Hal ini memunculkan semakin kecilnya pengaruh Turki dan 
membesarnya pengaruh para konsulat di sana. Sempat terjadi Perang Krim 
(1854-1856) karena persaingan antara Ortodoks Yunani dan Pendeta Latin.

Theodor Herzl (www.israelvets.com)
Tahun 1896, Theodor Herzl, penggagas gerakan zionisme, mengeluarkan 
usulannya untuk mendirikan negara Israel di Palestina. Hal ini 
disebabkan bangsa Yahudi yang terpencar dan tidak memiliki tanah air 
sejak Romawi menguasai Palestina. Akhirnya, beberapa orang Yahudi 
mendirikan koloni di daerah Palestina.
Berdirinya Negara Israel
Tahun 1914, muncul perselesihan antara Inggris Raya dan Turki. Akhirnya 
menyebabkan keduanya berperang. Palestina sempat dijadikan markas 
militer oleh Turki. Namun, akhirnya tahun 1918 Inggris resmi menang, dan
 Palestina dikuasai oleh Inggris.
Tanggal 2 November 1917, keluar deklarasi menteri luar negeri Inggris, 
Arthur Balfour, yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Deklarasi ini 
berisi tentang dukungan Inggris terhadap pendirian negara Yahudi di 
Palestina. Hal ini disebabkan oleh bangsa Yahudi telah membantu Inggris 
dalam memenangi Perang Dunia I dan Inggris ingin menguasai Palestina 
karena berada di daerah strategis di antara Asia, Eropa, dan Afrika.

Arthur Balfour (www.firstworldwar.com)
Pada tahun 1920, kantor pemerintahan Inggris di Palestina (British 
Mandate of Palestine) berdiri, Komisi Tinggi-nya adl Herbert Samuel. 
Setelah tahun-tahun tersebut, imigrasi Yahudi ke daerah Palestina terus 
meningkat. Orang Yahudi yang baru datang, biasanya masuk ke kota dan 
mendirikan perusahaan-perusahaan di sana.
Tahun 1929, mulai terjadi kerusuhan besar antara bangsa Arab dan Yahudi.
 Konflik ini terjadi karena adanya perebutan hak-hak beberapa tempat 
suci di Yerussalem. Selain itu, berdasarkan hasil penyelidikan tim yang 
dibuat Inggris, hal ini terjadi karena orang-orang Arab tertekan dengan 
pembelian tanah dan imigrasi orang Yahudi yang akhirnya mendesak mereka.
Tahun 1933, bangsa Yahudi hanya berjumlah 17% dari seluruh masyarakat 
Palestina. Namun, setelah masa itu, saat Hitler berkuasa di Jerman dan 
Polandia, terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari Eropa ke 
Palestina. Pada saat itu juga terjadi perubahan politik di Timur Tengah.
 Mesir dan Suriah yang merdeka menyebabkan tumbuhnya nasionalisme untuk 
memerdekakan diri. Akhirnya timbul wacana untuk melepaskan Palestina 
dari Inggris.
Tahun 1938, Konflik antara  Arab-Yahudi memuncak. Inggris mengeluarkan 
mandat yang intinya akan membagi Palestina menjadi dua bagian, yaitu 
untuk Arab dan Yahudi untuk menghentikan perpecahan. Namun, beberapa 
tahun kemudian mandat itu dicabut dan diganti dengan white paper yang 
intinya mendesak dibentuk satu pemerintahan gabungan antara Arab dan 
Yahudi. White-paper ini ditentang oleh bangsa Yahudi.
Pada saat itu, bangsa Yahudi yang tinggal di Amerika memegang peranan 
penting dalam perekonomian Amerika.  Hal ini menyebabkan Amerika 
berpihak kepada kepentingan bangsa Yahudi. Inggris yang mulai merasa 
terganggu hubungannya dengan Amerika akhirnya menyerahkan tentang 
Palestina ke PBB. Inggris sendiri akan menarik mandatnya dari Palestina 
tanggal 15 Maret 1948.
1 September 1947, PBB menyarankan agar Palestina dibagi 2, menjadi 
daerah untuk bangsa Yahudi dan Arab.  Bangsa Yahudi dan Arab yang 
tinggal di Palestina saling berebut pengaruh dan menolak aturan 
tersebut. Mulailah berbagai perang gerilya yang melibatkan keduanya. 
Namun, sayangnya, semangat bangsa Yahudi lebih berlipat dibanding dengan
 bangsa Arab di sana. Di saat terjadi perang, para ningrat Arab malah 
kabur ke negara lain. Tanggal 14 Mei 1948, Israel diproklamirkan 
orang-orang Yahudi. Esoknya Amerika Serikat mengakui kedaulatan Israel.
Perjuangan Palestina Pasca 1948
(red.
 Mulai saat ini, digunakan istilah bangsa Palestina untuk penduduk yang 
kebanyakan Arab yang tinggal di Palestina yang bukan masyarakat Yahudi)
Negara-negara Arab di sekitar Palestina menolak kehadiran Israel di 
sana. Terjadilah perang. Israel menang telak, dan akhirnya mengusai 
seluruh daerah Palestina kecuali Tepi Barat yang dikuasai Suriah dan 
Jalur Gaza yang dikuasai Mesir. Terjadi pengungsian besar-besaran bangsa
 Palestina dari Palestina. Penduduk Palestina terbagi menjadi 3, yang 
tinggal di pendudukan Israel, tinggal di jalur Gaza dan Tepi Barat, dan 
yang mengungsi ke daerah-daerah luar Palestina. Setelah itu, sering 
terjadi bentrok antara Israel dan negara-negara sekitarnya. Tahun 1964 
berdiri PLO (Palestinian liberation Organization), sebuah organisasi 
yang nantinya diakui sebagai satu-satunya organisasi yang mewakili 
aspirasi masyarakat Palestina. Pada kelanjutannya, PLO dipimpin oleh 
Yaseer Arafat.

Yasser Arafat (www.mukto-mona.com)
Pata tahun 1967, terjadi perang 6 hari antara Israel-Mesir. Mesir kalah 
telak sehingga Israel berhasil menduduki daerah Sinnai. Tahun 1973, 
Mesir dan Suriah bersatu untuk menyerang Israel, namun Israel menang dan
 menguasai daerah hingga mendekati Terusan Suez.  Mesir akhirnya 
mengakui keberadaan negara Israel, dengan imbalan daerahnya sampai 
dengan Sinnai dikembalikan ke Mesir (tercantum dalam Perjanjian Camp 
David 1978).
Sejak saat itu, wilayah Palestina dikuasai Israel. Israel sendiri demi 
kepentingan zionismenya, membentuk perumahan-perumahan untuk bangsa 
Yahudi di daerah Palestina. Israel sendiri menduduki Jalur Gaza dan Tepi
 Barat. Di sana, bangsa Palestina dijadikan masyarakat kelas dua. 
Perumahan mereka digusur dan diteror. Bangsa Palestina terus menerus 
menderita di bawah pendudukan Israel.
Akibat dari tekanan pendudukan Israel, muncullan gerakan yang dinamakan 
Intifada pada tahun 1987. Gerakan Intifada sendiri, yang secara harfiah 
berarti “pemberontakan”, merupakan gerakan melawan tentara Israel yang 
bersenjata dengan batu-batu dan ketapel. Seluruh aspek bangsa Palestina,
 baik itu anak-anak dan orang tua, lelaki dan wanita melakukan 
perjuangan dengan melempar batu ke arah tentara-tentara Israel yang 
bersenjata dan bertank lapis baja. Selain itu munculnya beberapa 
kelompok-kelompok garis keras, seperti HAMAS pada tahun 1987, yang 
memiliki pemikiran bahwa satu-satunya cara menguris Israel dari 
Palestina adalah dengan perang jihad.

Seorang Anak Melempar Batu ke Tentara Israel dalam Intifada (www.voltairenet.org)

Intifada (www.israelnewsradio.net)
Jalur Diplomasi Dimulai
Pada 30 Oktober 1991, dimulai konferensi Madrid, antara Israel dan 
Palestina yang diwakili oleh PLO.  Pertemuan berlanjut sehingga pada 13 
September 1993, ditandatangai Perjanjian Oslo yang berisi PLO diberi 
wilayah otonomi, yaitu 60% dari Jalur Gaza dan kota Ariha di Tepi Barat.
 Imbalannya, PLO mengakui eksistensi Israel. Pada  1 Juli 1994, Arafat 
memasuki Gaza dalam rangka mendirikan Otoritas Nasional Palestina 
(Palestinian National Authority; selanjutnya disebut PNA). Pada 1996 
diadakan pemilu pertama bangsa Palestina, Yasser Arafat terpilih menjadi
 Presiden. Selanjutnya muncul beberapa perjanjian seperti:
- 17 Januari 1997, Perjanjian Al Khalil ditandatangani Israel-Palestina yang berisi 20% wilayah Al Khalil tetap dikuasai Israel, sisanya diserahkan kepada Palestina.
 - 23 Okt 1998, Perjanjian Maryland ditandatangani Israel-PNA. Berisi Israel menyerahkan sebagian wilyah di Tepi Barat kepada PNA, sebagai imbalan, PNA berjanji mengatasi masalah terorisme (terorisme sendiri merujuk kepada tindakan HAMAS)
 
Wilayah Palestina sendiri terbagi dua, yaitu Tepi Barat dan Jalur Gaza yang masing-masing dipisahkan oleh wilayah Israel.

Yitzhak Rabin, Bill Clinton, Yasser Arafat dalam Kesepekatan Oslo (kenraggion.com)
Pada 28 Sept 2000, Intifadah Kedua dimulai, dipimpin oleh HAMAS. PNA 
sendiri dalam pihak yang bertentangan dengan HAMAS. PNA lebih milih 
untuk berdialog daripada berperang. Pada 26 Okt 2004, gigihnya 
perjuangan Intifadah II membuat Israel kewalahan dan mengesahkan program
 penarikan mundur dari Jalur Gaza. Pada, 11 Nov 2004 Yaser Arafat 
meninggal. Kepemimpinan di PLO digantikan oleh Mahmoud Abbas. September 
2005 dimulai penarikan mundur tentara Israel dari Jalur Gaza. Inilah 
kemenangan para pejuang Palestina setelah 38 tahun. Namun, Israel terus 
melancarkan serangan dan teror ke Jalur Gaza. Selain itu, Israel 
mendirikan tembok-tembok pembatas yang mengucilkan pemukiman Palestina 
dan memperlebar perumahan bagi bangsa Yahudi.
Pada Pemilu 2006, HAMAS memenangi pemilu. Namun, sebagian besar negara 
barat menolak hasil pemilu ini karena menanggap HAMAS adalah teroris 
dunia. HAMAS sendiri berpusatkan di daerah Jalur Gaza.

Sayap Militer Hamas (heavenawaits.wordpress.com)
Beberapa kali terjadi bentrok antara HAMAS dan Israel yang ditandai 
saling meluncurkan roket dan misil di perbatasam. Hal ini memaksa perang
 terjadi. Perang yang terakhir terjadi pada Desember 2008. Pasca 
gencatan senjata berakhir pada November 2008, tank-tank Israel masuk ke 
perbatasan  jalur Gaza dan milisi HAMAS menembakkan roket ke arah Israel
 dari Jalur Gaza. Akhirnya, dimulailah perang yang ditandai dengan 
tanggal 27 Desember 1998, Israel melakukan serangan udara yang diikuti 
serangan darat ke arah Jalur Gaza dengan dalih memusnahkan HAMAS. Perang
 terjadi sampai dengan 19 Januari 2008 dan menewaskan 1200 lebih warga 
Palestina dan belasan tentara Israel.  Sayangnya, dari kebanyakan warga 
yang tewas bukanlah dari kalangan militer. Bahkan, sekitar 600 orang 
merupakan anak-anak dan perempuan.
Pada saat tulisan ini dibuat (21 Januari 2009), Israel telah menarik 
mundur pasukannya dari Jalur Gaza. Keadaan Jalur Gaza saat ini bagaikan 
kota yang luluh lantah. Bangunan hancur dan masyarakat yang mengalami 
luka baik fisik maupun mental yang traumatis akibat perang. Rumah sakit 
penuh oleh orang yang terluka dan masyarakat yang hidup di sana 
kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Meskipun bantuan telah masuk, 
namun diperkirakan Jalur Gaza tidak akan pulih dalam waktu dekat. 
Padahal, deadaan di Palestina masih memungkinkan untuk terjadi perang 
kembali. Korban-korban lain masih mungkin berjatuhan.

Perempuan Gaza sedang Meratap (www.populisamerica.com)

Korban Anak-Anak di Gaza (www.monde-magouilles.com)
***Hentikan kekerasan di Gaza dan sekitarnya…
Islamedia.com 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar